Puspenerbad TNI AD
Puspenerbad TNI AD
 Cessna L-19
Wira  Amur on Duty pesawat Cessna L-19 milik Penerbad dalam masa  operasinya.Sepasang pesawat Cessna L-19 pernah dikerahkan untuk menumpas  gerakan separatis pimpinan Kahar Muzakar di tahun 1964.Selain mengintai  pesawat ringan ini juga ditugasi memberikan bantuan tembakan bagi  pasukan darat.Misi ini bukan seperti BTU pada umumnya,misi ini cukup  dilakukan dgn menembakkan senapan serbu AK-47 maupun  Stengun dari dlm pesawat.....Lewat pesawat ini juga,seorang Taruna  Akmil tingkat akhir yaitu Sintong Panjaitan yang kala itu sdg menjalani  praktek lapangan dlm operasi Kilat pernah melakukan aksi lain daripada  yang lain.Ia menjatuhkan peluru mortir kaliber 60 mm untuk memborbardir  posisi lawan dari pesawat jenis ini....Sayangnya usahanya itu tidak  membuahkan hasil lantaran peluru mortirnya gagal meledak....Ini sedikit  cerita dari pesawat Cessna L-19 milik Penerbad
De Havilland Canada DHC-2 Beaver Mk1
Aero Commander 680FL dengan nomer A-2003 dan A-2004
Kodratnya adalah pesawat angkut sipil ringan, namun karena pernah  digunakan oleh Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) TNI AD,  maka pesawat bermesin propeller ini masuk kedinasan dalam dunia militer.  Inilah BN-2A Islander, pesawat jenis utility aircraft produksi  Britten-Norman dari Inggris, ikut ambil bagian dalam babak awal Operasi  Seroja di Timor Timur. Meski basis BN-2A kemudian ada yang diluncurkan  dalam varian militer, Islander milik TNI AD tidak dipersenjatai,  perannya lebih ke fungsi angkut dan pengintaian taktis.
 BN-2A Islander milik Puspenerbad dengan nomer A-10021 bernama “Batu Gade”
Seperti disebut dalam buku “Operasi Udara di Timor-Timur” karya Hendro  Subroto, pada tahun 1977 Puspenerbad mengirimkan pesawat BN-2A Islander  dengan nomer A-10021 bernama “Batu Gade” ke Timor Timur. Tidak  menyandang peran sebagai pesawat yang dipersenjatai, kelincahan BN-2A  dan kemampuan short take off landing (STOL) dari landasan  perintis (non aspal) menjadikan pesawat yang akrab dalam penerbangan  perintis di Papua ini dipercaya sebagai wahana transport G-1/Intelijen  Hankam.  
 Bagian kokpit dari pesawat  BN-2A Islander
Yang unik, Puspenerbad TNI AD hanya punya 1 unit BN-2A Islander, dan merujuk informasi dari planelogger.com,  ternyata Islander TNI AD tidak didatangkan gress, alias beli baru.  Sebelum menjadi milik TNI AD, pesawat dengan mesin 2x Lycoming  O-540-E4C5 adalah milik TAT – Transportes Aereos de Timor. Menurut  catatan, BN-2A Islander resmi digunakan TNI AD pada Desember 1975. Meski  kini diduga sudah tak lagi beroperasi, pesawat yang berpangkalan di  Bandara Pondok Cabe ini masih terlihat di Oktober 2006.
Seperti apakah kemampuan BN-2A Islander? Dalam konfigurasi standar, pesawat ini dapat dimuati sampai 9 penumpang. Dengan maximum take off weight 2.994 kg, pesawat ini dapat mengudara dengan kecepatan maksimum 273 km  per jam, dan kecepatan jelajah 257 km per jam. Punya kecepatan menanjak  295 meter per menit, pesawat ini mampu terbang di ketinggian maksimum  4.024 meter. Dengan bahan bakar internal, jarak jangkau terbangnya  mencapai 1.400 km.
Aero Commander 680FL dengan nomer A-2003 dan A-2004
Serupa tapi tidak sama, Puspenerbad TNI AD ternyata juga punya pesawat  angkut yang mirip dengan BN-2A Islander, yakni Aero Commander 680FL.  Teratat ada dua unit yang pernah beroperasi, yaitu pesawat dengan nomer  A-2003 dan A-2004. Bedanya Aero Commander adalah buatan Negeri Paman  Sam, dan pesawat ini pun sukses dikembangkan ke dalam varian militer.











0 Response to "Puspenerbad TNI AD"
Post a Comment